Tanda-tanda akan terjadinya Banjir di Jakarta biasanya ketika Jakarta sudah mulai diguyu hujan lebat setiap harinya. Saat itu pula, masyarakat kota Jakarta sudah mulai bersiap-siap menghadapi banjir tahunan tersebut. Berbagai masalah timbul akibat banjir Jakarta tersebut, seperti banyak warga yang terkena malaria, dan bahkan sampai korban meninggal dunia.
Sejarah Banjir Jakarta
Banjir Di jakarta bukan masalah baru. Sejak VOC berkuasa, mereka sudah dipusingkan dengan genangan air ini. Bahkan saat VOC sudah membagun kanal-kanal penghalau banjir sekalipun.
Tahun 1621 : Hanya dua tahun setelah sistem kanal VOC dibangun, banjir melanda. ini pertama kalinya pis utama VOC di Asia Timur dilanda banjir besar . Setelah itu banjir terus terjadi di tahun 1854, 1872, 1909, dan 1918.
Tahun 1965 : Jakarta Mengalami kembali banjir besar. setelah banjir itu, presiden sukarno membentuk Komando Proyek (Kopro) Banjir Jakarta. Tugasnya memperbaiki kanal dan membuat enam waduk di sekitar jakarta.
Tahun 1976 : Ini mungkin menjadi banjir besar pertama kalinya. hampir sebulan penuh yakni 1-26 Januari, jakarta terendam. 200 ribu penduduk mengungsi. Jakarta Pusat merupakan daerah terparah. saat itu gubernur Ali Sadikin pasrah karena kesulitan keuangan.
Tahun 1996 : banjir Besar terjadi pada bulan Februari. saat itu, badan meteorologi dan geofisika (BMG) memperkirakan banjir serupa akan terjadi pada 2002.
Tahun 2002: Prediksi BMG terbukti Gubernur Sutiyoso menyebut air telah menggenangi 42 kecamatan di Jakarta. Luas Genangan mencapai 16.041 Hektare atau 24,25 % luas Jakarta. 21 orang Tewas.
Tahun 2007 : Banjir besar menghantam Jakarta mulai 1 Februari 2007 akibat hujan lebat tiada henti. 60 % wilayah Jakarta terendam. dalam 10 hari, 66 orang tewas akibat tersengat listrik hingga terseret arus. jakarta nyaris lumpuh total dari kegiatan ekonominya. Kerugian mencapai Rp 8 Triliun.
Penyebab Banjir Jakarta
1. Sampah
Menciptakan lingkungan yang bersih dan jauh dari sampah sepertinya perlu digalakkan lagi oleh pemerintah, bukan hanya pemerintah DKI, melainkan juga seluruh Indonesia. Tentunya kita sudah tahu, sampah dapat menyebabkan banjir, dan hal itulah yang dirasakan oleh DKI Jakarta sendiri. Bagaimana sangat banyak orang yang membuang sampah sembarangan, dan benda itu tergenang di air, sehingga terciptalah banjir yang senantiasa menemani Jakarta hingga saat ini. Mari budayakan, buanglah sampah pada tempatnya.
2. Gorong-gorong
Menurut Wakil Gubernur DKI, Ahok, salah satu penyebab banjir di Jakarta adalah karena keberadaan kabel-kabel serta pipa yang menyatu di dalam gorong-gorong. "Gorong-gorong di DKI ini gila. Tidak ada ducting untuk kabel dan pipa. Semuanya kabel apapun juga ada di sana," keluh Basuki seperti dilansir Kompas.
3. Banyak Kabel di Selokan
Berdasarkan pengamatan Ahok, di Jakarta sangat banyak selokan yang terdapat kabel. Ia mengatakan, dirinya tidak pernah melihat selokan yang tidak ada kabelnya. Ahok menduga, ada beberapa oknum yang sengaja dan tidak tanggung jawab memasukkan banyak kabel ke saluran air yang ada di Jakarta.
4. Pertumbuhan Penduduk
Banjir yang melanda Ibu Kota Jakarta beberap tahun belakangan ini adalah akibat atau imbas dari tingginya pertumbuhan penduduk di DKI. Bukan hanya itu, alih fungsi tata ruang yang carut-marut juga salah satu penyebab banjir Jakarta. Dinas Pekerjaan Umum Jakarta menjelaskan, bangunan liar warga yang dibangun di bantaran sungai juga penyebab banjir karena membuat sungai menjadi sempit. Sebab, sesuai dengan aturan tata ruang, idealnya lebar sungai itu 20 meter. Dengan sungai yang sempit, otomatis tempat saluran air juga berkurang.
5. Bangunan Diatas Saluran Air
Banyaknya saluran yang tertutup bangunan menjadi salah satu penyebab utama terjadinya genangan banjir di wilayah ibukota Jakarta. Karenanya pembongkaran dan penertiban bakal digelar Pemprov DKI Jakarta untuk mengembalikan fungsi saluran tersebut secara maksimal. Dan melihat kondisi seperti itu, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan pembongkaran bangunan-bangunan diatas saluran air.
Banjir Jakarta adalah polemik semua warga dan pemerintah yang harus segera diatasi. Sejarah dan penyebab banjir di DKI telah membuktikkan bahwa kesadaran manusia itu sendirilah yang menjadi hal utama, dengan tidak membuang sampah pada tempatnya, dan tidak melakukan aktivitas yang merugikan, secepatnya Jakarta bisa terbebas dari banjir. Itu keinginan kita semua, bukan?
Sejarah Banjir Jakarta
Banjir Di jakarta bukan masalah baru. Sejak VOC berkuasa, mereka sudah dipusingkan dengan genangan air ini. Bahkan saat VOC sudah membagun kanal-kanal penghalau banjir sekalipun.
Tahun 1621 : Hanya dua tahun setelah sistem kanal VOC dibangun, banjir melanda. ini pertama kalinya pis utama VOC di Asia Timur dilanda banjir besar . Setelah itu banjir terus terjadi di tahun 1854, 1872, 1909, dan 1918.
Tahun 1965 : Jakarta Mengalami kembali banjir besar. setelah banjir itu, presiden sukarno membentuk Komando Proyek (Kopro) Banjir Jakarta. Tugasnya memperbaiki kanal dan membuat enam waduk di sekitar jakarta.
Tahun 1976 : Ini mungkin menjadi banjir besar pertama kalinya. hampir sebulan penuh yakni 1-26 Januari, jakarta terendam. 200 ribu penduduk mengungsi. Jakarta Pusat merupakan daerah terparah. saat itu gubernur Ali Sadikin pasrah karena kesulitan keuangan.
Tahun 1996 : banjir Besar terjadi pada bulan Februari. saat itu, badan meteorologi dan geofisika (BMG) memperkirakan banjir serupa akan terjadi pada 2002.
Tahun 2002: Prediksi BMG terbukti Gubernur Sutiyoso menyebut air telah menggenangi 42 kecamatan di Jakarta. Luas Genangan mencapai 16.041 Hektare atau 24,25 % luas Jakarta. 21 orang Tewas.
Tahun 2007 : Banjir besar menghantam Jakarta mulai 1 Februari 2007 akibat hujan lebat tiada henti. 60 % wilayah Jakarta terendam. dalam 10 hari, 66 orang tewas akibat tersengat listrik hingga terseret arus. jakarta nyaris lumpuh total dari kegiatan ekonominya. Kerugian mencapai Rp 8 Triliun.
Penyebab Banjir Jakarta
1. Sampah
Menciptakan lingkungan yang bersih dan jauh dari sampah sepertinya perlu digalakkan lagi oleh pemerintah, bukan hanya pemerintah DKI, melainkan juga seluruh Indonesia. Tentunya kita sudah tahu, sampah dapat menyebabkan banjir, dan hal itulah yang dirasakan oleh DKI Jakarta sendiri. Bagaimana sangat banyak orang yang membuang sampah sembarangan, dan benda itu tergenang di air, sehingga terciptalah banjir yang senantiasa menemani Jakarta hingga saat ini. Mari budayakan, buanglah sampah pada tempatnya.
2. Gorong-gorong
Menurut Wakil Gubernur DKI, Ahok, salah satu penyebab banjir di Jakarta adalah karena keberadaan kabel-kabel serta pipa yang menyatu di dalam gorong-gorong. "Gorong-gorong di DKI ini gila. Tidak ada ducting untuk kabel dan pipa. Semuanya kabel apapun juga ada di sana," keluh Basuki seperti dilansir Kompas.
3. Banyak Kabel di Selokan
Berdasarkan pengamatan Ahok, di Jakarta sangat banyak selokan yang terdapat kabel. Ia mengatakan, dirinya tidak pernah melihat selokan yang tidak ada kabelnya. Ahok menduga, ada beberapa oknum yang sengaja dan tidak tanggung jawab memasukkan banyak kabel ke saluran air yang ada di Jakarta.
4. Pertumbuhan Penduduk
Banjir yang melanda Ibu Kota Jakarta beberap tahun belakangan ini adalah akibat atau imbas dari tingginya pertumbuhan penduduk di DKI. Bukan hanya itu, alih fungsi tata ruang yang carut-marut juga salah satu penyebab banjir Jakarta. Dinas Pekerjaan Umum Jakarta menjelaskan, bangunan liar warga yang dibangun di bantaran sungai juga penyebab banjir karena membuat sungai menjadi sempit. Sebab, sesuai dengan aturan tata ruang, idealnya lebar sungai itu 20 meter. Dengan sungai yang sempit, otomatis tempat saluran air juga berkurang.
5. Bangunan Diatas Saluran Air
Banyaknya saluran yang tertutup bangunan menjadi salah satu penyebab utama terjadinya genangan banjir di wilayah ibukota Jakarta. Karenanya pembongkaran dan penertiban bakal digelar Pemprov DKI Jakarta untuk mengembalikan fungsi saluran tersebut secara maksimal. Dan melihat kondisi seperti itu, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan pembongkaran bangunan-bangunan diatas saluran air.
Banjir Jakarta adalah polemik semua warga dan pemerintah yang harus segera diatasi. Sejarah dan penyebab banjir di DKI telah membuktikkan bahwa kesadaran manusia itu sendirilah yang menjadi hal utama, dengan tidak membuang sampah pada tempatnya, dan tidak melakukan aktivitas yang merugikan, secepatnya Jakarta bisa terbebas dari banjir. Itu keinginan kita semua, bukan?